A. Pengertian Doping.
Doping berasal kata dope (berasal dari bahasa
suku Kaffern di Afrika Selatan) yang berarti minuman keras berkonsentrasi
tinggi dari campuran akar-akar tumbuhan yang dipakai masyarakat setempat
sebagai perangsang (stimulan) pada acara-acara trance pada kultur setempat.
Setelah itu, oleh orang-orang Inggris, dari trance di Afrika Selatan disebut
dope. Kata doping dalam bahasa Inggris berarti zat campuran opium dan narkotika
untuk perangsang. Kata doping pertama kali dipakai di Inggris tahun 1869 pada
balapan kuda di Inggris, di mana kuda didoping. Para ahli memberikan definisi
doping sebagai berikut :
1. Doping adalah pemberian obat/bahan
secara oral/parental kepada seorang olahragawan dalam kompetisi, dengan tujuan
utama untuk meningkatkan prestasi secara tidak wajar (Richard V.Ganslen).
2. Doping adalah pemberian/penggunaan oleh
peserta lomba, berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja
atau bahan fisiologi dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan
yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi (International Conggres of
Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964).
3. Doping adalah upaya meningkatkan prestasi
dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak
terkait dengan indikasi medis.
B.Sejarah Doping.
Doping sebenarnya sudah tumbuh bersama peradaban
manusia. Sejak abad 500 SM, prajurit dari suku Indian Inca mampu menempuh jarak
1.750 km dari Cuzco sampai Quito selama lima hari karena selama perjalanan
mengunyah daun koka (Erythroxylon coca).
Suku Tarahuma di Meksiko utara dilaporkan
menggunakan peyote, sejenis kaktus, untuk meningkatkan kemampuan lari hingga 72
jam. Suku-suku di Afrika Barat selama berabad-abad juga menggunakan Cola
accuminata dan Cola nitida dalam kompetisi lari atau long march.
Namun, dampak jangka panjangnya yang buruk bagi
kesehatan, membuat koka (penghasil serbuk kokain) digolongkan sebagai obat
perangsang atau doping. Selain golongan narkotika, seperti kokain dan ganja,
ada zat lain yang tergolong doping, yaitu anabolik dan turunannya, beta
blocker, hormon, bahan dengan aktivitas antiestrogenik, dan diuretik. Komisi
medik FIFA juga melarang metode yang memperkaya transfer oksigen darah secara
buatan, manipulasi kimia dan fisika, serta penggunaan gen.
Sayangnya, meski daftar doping baik substansi
maupun metodenya terus bertambah panjang karena kemajuan teknologi, bahan-bahan
yang termasuk doping juga semakin mudah diakses dengan alasan serupa. Lewat
internet, orang bisa beli substansi apa saja, dalam jumlah berapa saja, dan
tentu saja tanpa resep dokter.
Belum lagi transfer darah dengan mengambil darah
pemain dan nantinya ditransfusikan kembali yang sulit dideteksi karena
menggunakan bagian tubuh pemain itu sendiri. Transfer darah mempercepat
peningkatan jumlah sel darah merah sehingga bisa mengantar oksigen lebih banyak
ke otot sebagai sumber tenaga. Dengan kemajuan teknologi, sel darah merah juga
sudah ada sintetisnya sehingga atlet tinggal menyuntikkan sel darah hasil
rekayasa genetika ini menjelang pertandingan.
C. Penggunaan Doping.
Faktor yang pemakaian doping:
1. Aspek
psikososial.
2. Faktor
kepribadian.
3. Faktor
lingkungan sosial indifidu.
-
Nilai sosial kemenangan.
-
Lingkungan masyarakat.
-
Lingkungan pemain.
4. Kurangnya
informasi tentang bahaya penggunaan doping.
5. Ketatnya
persaingan.
6. Komersialisasi.
7. Propaganda.
8. Frustasi.
D.
Alasan Pelarangan Doping.
1. Alasan etis.
Penggunaan doping melanggar norma fairplay dan
sportivitas yang merupakan jiwa olahraga.
2. Alasan medis.
Doping dapat membahayakan pemakainya.
E.
Resiko Penggunaan Doping.
Bahaya doping antara lain:
1. Dikalangan atletik penggnaan doping untuk
meningkatkan prestasi yang melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak
wajar dan berbahaya, karena rasa letih merupakan peringtan dari tubuh bahwa
seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa
menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan.
Overdose dapat berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala ini digunakan sedative misalnya diazepam.
Overdose dapat berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala ini digunakan sedative misalnya diazepam.
2. Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan
reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin
gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat
si atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah
dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung.
3.Efek bahaya suntikan eritropoetin berupa darah
menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya
stroke (pecahnya pembuluh darah di otak).
4. Penggunaan deuretika terlalu banyak dapat berakibat
pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Akibatnya timbul kejang otot, mual,
sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan
menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.
5. Penggunaan analgesic pada atlit perempuan
berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid. Tetapi, dampaknya jika salah
memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernapas. mual, kehilangan konsentrasi,
dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan.
6. Salah satu jenis doping yang paling sering
digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik
steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun
atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh serta meningkatkan
risiko terkena penyakit hati dan jantung. Khusus bagi atlet perempuan,
pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis,
suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan menstruasi, perubahan pola
distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan
agresivitas. Bagi atlet remaja, itu akan mengakibatkan timbulnya jerawat. Yang
terpenting, pertumbuhannya akan berhenti.
7.Beta-blockers membendung penyampaikan
rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak
jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena
menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk,
susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung.
8.GH Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan
manusia), somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang
dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu
sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk
merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk
kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan
jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang
rendah dan cacat.